Secara umum statistik
dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mendapatkan informasi dari data.
Secara lebih detail, arti statistik dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
1.
Statistik diartikan
sebagai pelaporan sekumpulan data, misalnya statistik sepakbola,
statistik penduduk dan sebagainya.
2.
Statistik adalah
kuantitas yang dihitung dari sekumpulan data, contohnya: proporsi, rata-rata
dan sebagainya..
3.
Statistik juga diartikan
sebagai suatu disiplin ilmu dan seni dalam membuat inferensia dari suatu
spesifik unit untuk sesuatu yang general.
Data adalah sesuatu yang
dianggap dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data dianggap sebagai sesuatu yang belum tentu benar, namun dalam prakteknya anggapan
atau asumsi sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, misalnya
karena pemerintah menganggap persediaan stok beras cukup karena data produksi
padi menunjukan adanya peningkatan, maka diputuskan tidak mengimpor beras. Oleh
karena suatu anggapan atau asumsi itu belum tentu benar, maka apabila digunakan
sebagai dasar pembuatan keputusan, keputusan itu masih bisa keliru atau salah.
Maka dari itu secara statistik anggapan yang merupakan hipotesis harus diuji
terlebih dahulu.
Bicara
statistik berarti bicara sampel. Sampel adalah bagian anggota populasi yang
dijadikan objek penelitian. Populasi adalah sekumpulan objek yang lengkap
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Kegiatan untuk meneliti semua
objek (populasi) disebut kegiatan sensus, contoh: sensus penduduk,
sensus pertanian, dsb. Kegiatan meneliti sebagian populasi yang menjadi
objek terpilih disebut survei. Ukuran deskriptif dari sebuah populasi
adalah parameter, sedangkan ukuran deskriptif dari sebuah sampel adalah
statistik. Jadi populasi mempunyai parameter sedangkan sampel mempunyai
statistik. Data hasil sensus dapat dianalisis dengan cara deskriptif.
Data hasil survei dapat dianalisis dengan cara deskriptif dan inferensia.
Inferensiaadalah suatu bentuk pengambilan keputusan di mana termasuk
didalamnya pernyataan, penjelasan, perbandingan, estimasi, proyeksi, dsb.
Metode statistik
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu statistik parametrik dan statistik
nonparametrik. Pengujian parametrik merupakan cara menguji hipotesis yang
didasarkan pada beberapa asumsi:
1.
observasi sampel harus
dipilih dari populasi yang dianggap memiliki distribusi normal.
2.
dalam kasus pengujian
beda 2 parameter atau lebih, populasi-populasi tersebut bukan saja
dianggap memiliki distribusi normal tetapi juga memiliki varians yang sama
(asumsi homoskedastisitas).
Keabsahan asumsi tersebut menentukan sejauhmana hasil uji
parametrik tersebut berarti atau tidak. Sedangkan metode nonparametrik
tidak pernah merumuskan asumsi mengenai populasi darimana sampelnya
dipilih. Metode statistik yang digunakan pada statistik nonparametrik
adalah yang berhubungan dengan data yang berbentuk ranking atau data kualitatif
(skala nominal atau ordinal) atau data kuantitatif yang tidak berdistribusi
normal. Oleh karena itu statistik nonparametrik seringkali disebut dengan
statistik bebas distribusi. Pada statistik nonparametrik, kita akan menguji
karakteristik populasi tanpa menggunakan spesifik parameter. Oleh karena
itu statistik uji ini disebut dengan statistik nonparametrik yaitu akan menguji
apakah lokasi populasi berbeda dari pada menguji apakah rata-rata populasi
berbeda.
Perlu
disadari bahwa uji nonparametrik selayaknya tidak digunakan apabila uji
parametrik dapat diterapkan, karena tingkat keampuhan uji nonparametrik lebih
rendah dari pada uji parametrik. Namun anda sebagai pengambil keputusan atau
peneliti jangan salah menafsirkan bahwa derajat kegunaan metode statistik
nonparametrik dibawah metode statistik parametrik. Tentu saja tidak
demikian, masing-masing metode dibuat dengan spesifikasi khusus sesuai dengan
macam data yang digunakan. Peningkatan keampuhan uji nonparametrik harus
dengan memperbesar sampel. Namun seperti kita ketahui memperbesar sampel
berarti akan menambah biaya, waktu, dll.
STATISTIK
PARAMETRIK
Statistik Parametrik, yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau
distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan
kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus
memenuhi asumsi normalitas. Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka
data seharusnya dikerjakan dengan metode statistik non-parametrik, atau
setidak-tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti
sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik.
Contoh metode statistik parametrik :
a. Uji-z (1 atau 2 sampel)
b. Uji-t (1 atau 2 sampel)
c. Korelasi pearson,
d. Perancangan percobaan (one or two-way anova parametrik),
dll.
Ciri-ciri statistik parametrik :
Data dengan skala
interval dan rasio
Data
menyebar/berdistribusi normal
Keunggulan dan kelemahan statistik parametrik
Keunggulan :
1.
Syarat syarat parameter
dari suatu populasi yang menjadi sampel biasanya tidak diuji dan dianggap
memenuhi syarat, pengukuran terhadap data dilakukan dengan kuat.
2.
Observasi bebas satu sama
lain dan ditarik dari populasi yang berdistribusi normal serta memiliki varian
yang homogen.
Kelemahan
:
1.
Populasi harus memiliki
varian yang sama.
2.
Variabel-variabel yang
diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.
3. Dalam analisis varian ditambahkan persyaratan rata-rata dari
populasi harus normal dan bervarian sama, dan harus merupakan kombinasi linear
dari efek-efek yang ditimbulkan.
STATISTIK
NON-PARAMETRIK
Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik
non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan
ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.
Contoh metode statistik non-parametrik :
a. Uji tanda (sign test)
b. Rank sum test (wilcoxon)
c. Rank correlation test (spearman)
d. Fisher probability exact test.
e. Chi-square test, dll
Ciri-ciri statistik non-parametrik :
- Data tidak berdistribusi
normal
-Umumnya data berskala nominal dan ordinal
- Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
- Umumnya jumlah sampel kecil
Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan :
1. Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2. Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah
dikerjakan dan lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik
parametrik karena ststistika non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan
matematik yang rumit seperti halnya statistik parametrik.
3. Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik
(nominal) dengan jenjang (ordinal).
4. Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan
urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang
dinyatakan dalam data kualitatif.
5. Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan
secara langsung pada pengamatan yang nyata.
6. Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada
distribusi normal populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi
normal.
Kelemahan :
1. Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa
informasi tertentu.
2. Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak
setajam statistik parametrik.
3. Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke
populasi studi seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik
non-parametrik mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya
membandingkan dua kelompok tertentu. (Khairul Amal)
Contoh soal latihan dan soal evaluasi
I.
Soal
Statistik Paramatetrik
1.
Uji-Z dua pihak
Contoh kasus
Sebuah pabrik pembuat bola lampu pijar merek A
menyatakan bahwa produknya tahan dipakai selama 800 jam, dengan standar deviasi
60 jam. Untuk mengujinya, diambil sampel sebanyak 50 bola lampu, ternyata
diperoleh bahwa rata-rata ketahanan bola lampu pijar tersebut adalah 792 jam.
Pertanyaannya, apakah kualitas bola lampu tersebut sebaik yang dinyatakan
pabriknya atau sebaliknya?
Hipotesis
H0 : = μ (rata ketahanan bola lampu pijar
tersebut sama dengan yang dinyatakan oleh pabriknya)
HA : ≠ μ (rata ketahanan bola lampu pijar
tersebut tidak sama dengan yang dinyatakan oleh pabriknya)
Analisis
Nilai Ztabel dapat diperoleh dari Tabel 1. Dengan
menggunakan Tabel 1, maka nilai Z0,025 adalah nilai pada perpotongan á baris
0,02 dengan á kolom 0,005, yaitu 1,96. Untuk diketahui bahwa nilai Zá adalah
tetap dan tidak berubah-ubah, berapapun jumlah sampel. Nilai Z0,025 adalah 1,96
dan nilai Z0,05 adalah 1,645.
Tabel 1. Nilai Z dari luas di bawah kurva normal
baku

Kriteria
Pengambilan Kesimpulan
Jika
|Zhit| < |Ztabel|, maka terima H0
Jika
|Zhit| ≥ |Ztabel|, maka tolak H0 alias terima HA
Kesimpulan
Karena
harga |Zhit| = 0,94 < harga |Ztabel |= 1,96, maka terima H0
Jadi, tidak ada perbedaan yang nyata antara
kualitas bola lampu yang diteliti dengan kualitas bola lampu yang dinyatakan
oleh pabriknya.
2. Uji Z satu pihak
Contoh
kasus
Pupuk
Urea mempunyai 2 bentuk, yaitu bentuk butiran dan bentuk tablet. Bentuk butiran
lebih dulu ada sedangkan bentuk tablet adalah bentuk baru. Diketahui bahwa
hasil gabah padi yang dipupuk dengan urea butiran rata-rata 4,0 t/ha. Seorang
peneliti yakin bahwa urea tablet lebih baik daripada urea butiran. Kemudian ia
melakukan penelitian dengan ulangan n=30 dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Hasil
Gabah padi dalam t/ha
4,0
|
5,0
|
6,0
|
4,2
|
3,8
|
6,5
|
4,3
|
4,8
|
4,6
|
4,1
|
4,9
|
5,2
|
5,7
|
3,9
|
4,0
|
5,8
|
6,2
|
6,4
|
5,4
|
4,6
|
5,1
|
4,8
|
4,6
|
4,2
|
4,7
|
5,4
|
5,2
|
5,8
|
3,9
|
4,7
|
Hipotesis
H0 : =
(rata-rata hasil gabah padi yang dipupuk dengan pupuk urea tablet sama dengan
padi yang dipupuk dengan urea butiran)
HA : > (rata-rata hasil gabah padi yang
dipupuk dengan pupuk urea tablet lebih tinggi dari padi yang dipupuk dengan
urea butiran)
Analisis
= 4,0
t/h
= 4,9
t/h
S =
0,78 digunakan sebagai estimasi σ
Zhit =
(yt – yb)/(σ/√n)
= (4,0 – 4,9)/(0,78/√30 = – 6,4286
Ztabel
= Zα= Z0,05 =
1,645
Kriteria
Pengambilan Kesimpulan
Jika
|Zhit| < |Ztabel|, maka terima H0
Jika
|Zhit| ≥ |Ztabel|, maka tolak H0 alias terima HA
Kesimpulan
Karena
harga |Zhit| = 6,4286 > harga |Ztabel |= 1,645, maka tolak H0 alias terima
HA
Jadi, rata-rata hasil gabah padi yang dipupuk
dengan pupuk urea tablet nyata lebih tinggi dari padi yang dipupuk
dengan urea butiran
3.
Suatu
populasi berjumlah 1000, data sampel diambil secara acak sebanyak 200 subjek.
Rata-rata sampel = 40 dan simpangan baku=10, ditanyakan:
Berapa persen subjek yang memperoleh
skor antara 0 sampai dengan 55? Dengan asumsi bahwa data diambil dari populasi
yang berdistribusi normal.
Penyelesaian :
Pertama :
Mengubah skor 40 dan 55 ke dalam skor
baku (skor z) yaitu sebagai berikut :



Melihat tabel z antara z= 0,00 ke z=
1,50; maka pada kolom pertama dilihat pada nilai z=1,5, pada baris pertama pada
nilai =0, maka didapatkan nilai 4332, atau=0,4332.
Dengan nilai sebesar 0,4332 maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah subjek yang mempunyai skor antara 0-55 adalah 43,32%, jika
diterapkan pada populasi maka kurang lebih ada sekitar 43,32% x 1000=433
subjek.
Berapa persen subjek yang memperoleh skor diatas 55? Dengan
asumsi bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Penyelesaian :
Penyelesaian pertanyaan adalah sebagai
berikut :
-
Pertanyaan
sebelumnya, menemukan harga z untuk skor 55, yaitu 1,50.
-
Luas
setengah kurva normal (0<
adalah 0,500 atau 50%
)

-
Jika
luas antara 0-1,50 adalah 0,4332 (lihat jawaan terhadap soal pertama),
-
Maka
luas daerah untuk z>1,50 adalah 0,5-0,4332=0,0668
-
Sehingga
subjek yang bernilai >55 adalah 6,68%, atau sekitar 6,68%x1000=66,8 atau
sekitar 67 orang.
II.
Soal
Statistik Non-Parametrik
1. Uji Binominal
a.
PT. Mena Jaya farm (MJF) mengirim sebuah semangka
ke hero supermarket. Dengan jaminan kualitas yang baik, maka 90% semangka yang
dikirim lolos seleksi oleh Hero Supermarket. PT. MJF setiap hari mengirim 15
buah semangka dengan berat antara 5-6 kg.
a)
Berapa
probabilitas 25 buah semangka?
b)
Berapa
probabilitas 13 buah semangka?
c)
Berapa
probabilitas 10 buah yang diterima?
Penyelesaian:
a)
Probabilitas
15 buah yang di terima semua
n= 15 p=
90%=0,9
r= 15
q= 10% = 0,1





b)
Probabilitas
2 ditolak atau 13 buah diterima semua
n= 15 p=
90%= 0,9
r= 13 q=10%
=0,1





c)
Probabilitas
10 buah diterima semua
n=15 p=90%=0,9
r= 10 q=0,1





Jadi, probabilitas untuk diterima 15
adalah 20,6%; diterima 13 buah sebesar 26,7%; dan diterima 10 buah probabilitasnya
adalah 10,0%
b.
Penelitian tentang kecenderungan Ibu
hamil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas. Jumlah sampel 24
Ibu hamil, 14 Ibu hamil memilih di Polindes, 10 Ibu hamil memilih di Puskesmas
•
Ho = peluang Ibu hamil memilih tempat bersalin di Polindes atau Puskesmas
adalah sama, yaitu 50%
•
Ho = p1 = p2 = 0,5
•
Sampel (n) = 24
•
Frekuensi kelas terkecil (x) = 10
•
Tabel (n=24, x=10) didapat koefisien binomial (p) = 0,271
•
Bila taraf kesalahan (α)
ditetapkan 1% = 0,01
•
p = 0,271 > 0,01 maka Ho diterima
KESIMPULAN
Kemungkinan Ibu hamil memilih tempat bersalin di Polindes atau di Puskesmas
adalah sama yaitu 50 %
c.
Sebuah
industry rumah tangga yang memproduksi keranjang dari daur ulang plastic dengan
jaminan kualitas bahan yang baik,maka 90% keranjang yang dikirim ke sebuah
supermarket lulus seleksi. Industry tersebut mengirim 10 buah keranjang setiap
minggunya.
Pertanyaan :
a)
Berapa
probabilitas 10 keranjng diterima?
b)
Berapa
probabilitas 5 keranjang diterima?
Penyelesaian
:
a)
Probabilitas
10 keranjang diterima semua




b)
Probabilitas
5 keranjang diterima




d.
Sebuah
studi berminat melakukan uji fluorescent antibody guna meneliti adanya reaksi
serum setelah pengobatan pada penderita malaria falcifarum. Dari 25 subjek yang
telah disembuhkan, 15 subjek ditemukan bereaksi positif. Jika sampel itu
memenuhi semua asumsi yang mendasari uji binomial, dapatkah kita menyimpulkan
dari data itu bahwa proporsi reaksi positif dalam populasi yang bersangkutan
adalah lebih besar dari 0,5? Misalkan α = 0,05 (Wayne
W.Daniel, 2003, hal 67).
HIPOTESA
Ho : p ≤ 0,5 dan Ha: p > 0,5
PERHITUNGAN
Dari tabel binomial, dengan n=25, x-1=14 dan Po=0,5, untuk uji satu sisi dengan P = 15/25 = 0,6 > po =0,5, diperoleh nilai p :
HIPOTESA
Ho : p ≤ 0,5 dan Ha: p > 0,5
PERHITUNGAN
Dari tabel binomial, dengan n=25, x-1=14 dan Po=0,5, untuk uji satu sisi dengan P = 15/25 = 0,6 > po =0,5, diperoleh nilai p :
14 25!
p=P(X ≥ 15) = 1 - ∑ -------------- 0,5k 0,525-k
k=0 25! (25-k)!
= 1 – 0,7878 = 0,2122
Karena p = 0,2122 > 0,05. maka Ho gagal ditolak, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa proporsi reaksi serum di antara populasi yang telah mendapat pengobatan malaria tidak dapat dikatakan lebih besar secara bermakna dari 0,5.
e. Perusahaan
sukses makmur suatu jenis makanan yang dikemas dalam dua kelompok warna yaitu
kuning emas dan metalik . perusahaan tersebut ingin mengetahui apakah
masyarakat lebih senang makanan yang dibungkus warna kuning atau warna metalik
. berdasarkan 23 sample yang dipilih seccara acak 13 senang dengan warna kuning
emas dan 10 orang senang dengan warna metalik .
Judul : kecenderungan masyarakat memilih jenus makanan
H0 : jumlah masyarakat yang memilih jenis makanan yang
berbungkusnya berwarna kuning emas dan berwarna metalik
sama ( p1=p2=05 )
H1 : jumlah masyarakat yang memilih makanan yang
berbungkus berwarna kuning emas dan berwarna metalik berbeda ( p1
p2
0.5 )


Binominal test
|
|
Category
|
N
|
Observer prov
|
Test prov
|
Exact sig
( 2
-tailed)
|
Bungkus
|
Group 1
|
Kuning emas
|
13
|
,57
|
,50
|
,678
|
Makanan
|
Group 2
Total
|
Metalik
|
10
23
|
43
1,00
|
|
|
Analisis : oleh karna exact sig < 0.05
makan H0 ditolak ,artinya da perbedaan bagi masyarakat atas jenis makanan yang
bungkusnya berwarna kuning emas dan metalik . buktinya 57% memilih bungkus
makanan berwarna kuning emas , dan 43 % memilih bungkus makanan berwarna
metalik .
f.
Suatu
perusahaan makmur memproduksi jenis minumandalam dua bagian warna yaitu hitam
dan putih . perusahaan tersebut ingin mengetahui masyarakat lebih senang
bungkus yang berwarna hitam atau putih . berdasarkan sample yang dipilih secara
acak 14senang berwarna putih dan 6 orang senang dengan warna hitam .
Judul
: kecenderungan masyarakat memilih jenis minuman
H0 :
jumlah masyarakat yang memilih jenis minuman yang bungkusnya berwarna hitam dan
putih sama ( p1=p2=05 )
H1 :
jumlah masyarakat yang memilih jenis minuman yang bungkusnya berwarna hitam dan
putih berbeda ( p1
p2
0.5 )


Binominal
test
|
|
Category
|
N
|
Observer prov
|
Test prov
|
Exact sig
( 2
-tailed)
|
Bungkus
|
Group 1
|
Hitan
|
6
|
,30
|
,50
|
,115
|
Minuman
|
Group 2
Total
|
Putih
|
14
20
|
70
1,00
|
|
|
oleh karna exact sig < 0.05 makan H0
ditolak ,artinya ada perbedaan bagi masyarakat atas jenis minuman yang
bungkusnya berwarna hitam dan putih . buktinya 70% memilih bungkus minuman
berwarna putih , dan 30% memilih bungkus minuman berwarna hitam
g.
Kepala bagian produksi PT. Gadung
melaporkan bahwa rata-rata produksi televisi yang rusak setiap kali produksi
adalah sebesar 15%. Jika dari total produksi tersebut diambil secara acak
sebanyak 4 buah televise. Berapakah perhitungan dengan nilai probabilitas 2?
Jawab ;
P (rusak) = 0,15 , q (baik) = 0,85 , x = 2 , n =
4
Rumus =
b(x:n:p) = nCx px q n-x
= b (x=2 : 4 : 0,12)
= 4 (2(0,15) 2(0,85)(4-2)
= 0,0975
h.
Sebuah dadu dilemparkan keatas
sebanyak 4 kali. Tentukan probabilitas dari peristiwa berikut;
a.
Mata dadu 5 muncul 1 kali
b.
Mata dadu genap muncul 2 kali
c.
Mata dadu 2 atau 6 muncul sebanyak 4
kali
Jawab ;
a.
Karena dadu memiliki 6 sisi, yaitu
1,2,3,4,5,6 sehingga setiap sisi memiliki probabilitas 1/6. Jadi probabilitas
untuk mata satu adalah 1/6, sehingga:
p = 1/6 ; q = 5/6 ; n=4 ; x=1 (muncul satu
kali)
p(x=1) = C1
= 4.p1.q3
= 4 (1/6) 1 (5/6) 3
= 0,366
b.
Mata dadu genap ada 3, yaitu 2,4 dan
6, sehingga;
P = 3/6 = ½ ; q =
½ ; n = 4 ; x=2
P(x=2) = C1
= 4.P2.q2
= 4 (1/2) 2 (1/2) 2
= 0,375
c.
Muncul mata dadu 2 atau 6 sebanyak 4
kali, sehingga;
P = 2/6 ; q = 2/3 ; n=4 ; x=4
P(x=4)=C1
=4.p4.q0.p.q
=1(2/6) 4(2/3)0
=0,0123
2. Chi Kuadrat
a.
Pelemparan
dadu sebanyak 120 kali menghasilkan data sebagai berikut:
Kategori : sisi-1 sisi-2 sisi-3 sisi-4
sisi-5 sisi-6
Kategori
|
Sisi 1
|
Sisi 2
|
Sisi 3
|
Sisi 4
|
Sisi 5
|
Sisi
6
|
Frekuensi
observasi
|
20
|
22
|
17
|
18
|
19
|
24
|
Frekuensi
ekspektasi
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
Penyelesaian :
1.
H0
: dadu setimbang
semua sisi akan muncul = 20 kali

H1 : dadu tidak setimbang
ada sisi yang muncul
20 kali


2.
Statistic
uji X2
3.
Nilai
= 5% =0,05

4.
Nilai
tabel X2
k= 6; db= k-1 =5
db= 5;
=0,05
X2 tabel =
11, 0705


5.
Wilayah
kritis = penolakan H0 jika X2 hitung > X2
tabel (db;
)

X2 hitung > 11,0705
6.
Perhitungan
X2

Kategori
|
oi
|
Ei
|
(oi-ei)
|
(oi-ei)2
|
(oi-ei)2/ei
|
Sisi 1
|
20
|
20
|
0
|
0
|
0
|
Sisi 2
|
22
|
20
|
2
|
4
|
0,20
|
Sisi 3
|
17
|
20
|
-3
|
9
|
0,45
|
Sisi 4
|
18
|
20
|
-2
|
4
|
0,20
|
Sisi 5
|
19
|
20
|
-1
|
1
|
0,05
|
Sisi 6
|
24
|
20
|
4
|
16
|
0,80
|
Jumlah
|
120
|
120
|
….
|
….
|
1,70
|
X2 hitung =1,70
7.
Kesimpulan
:
X2 hitung =1,70< X2
tabel
Nilai X2 hitung ada di
daerah penerimaan H0
H0 diterima; pernyataan dadu
setimbang dapat diterima.
b.
Suatu
adonan kue cake akan menghasilkan perbandingan antara coklat: gula: susu:
mentega =5:2:2:1, jika 300 kg adonan yang dihasilkan, diketahui mengandung
100kg coklat, 75 kg gula, 55 kg susu, 70 kg mentega. Apakah adonan tersebut
dapat dicampur sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan? Lakukan
pengujian dengan taraf nyata 1 %.
Penyeleaian :
·
H0
: perbandingan coklat : gula : susu : krim = 5 : 2 : 2 : 1
H1 : perbandingan coklat : gula : susu : krim
5 : 2 : 2 : 1

·
Statistic
uji X2
·
Nilai
= 1% =0,01

·
Nilai
tabel X2
k= 4; db= k-1 =3
db= 3;
=0,01
X2 tabel =
11, 3449


·
Wilayah
kritis = penolakan H0 jika X2 hitung > X2
tabel (db;
)

X2 hitung > 11, 3449
·
Perhitungan
X2

Kategori
|
oi
|
Ei
|
(oi-ei)
|
(oi-ei)2
|
(oi-ei)2/ei
|
Coklat
|
100
|
150
|
-50
|
2500
|
16,66
|
Gula
|
75
|
60
|
15
|
225
|
3,75
|
Susu
|
55
|
60
|
-5
|
25
|
0,42
|
Mentega
|
70
|
30
|
40
|
1600
|
53,33
|
Jumlah
|
300
|
300
|
….
|
….
|
74,16
|
Perbandingan coklat: gula: susu: mentega= 5:2:2:1
Dari adonan 300kg: nilai harapan coklat= 5/10x300=150
Nilai harapan gula = 2/10x300=60
Nilai harapan susu =2/10x300=60
Nilai harapan mentega= 1/10x300=30
X2 hitung =74,16
1.
Kesimpulan
:
X2 hitung =74,16> X2
tabel
74,16>11,3449
H0 ditolak, H1
diterima
Perbandingan coklat: gula: susu:
mentega
5:2:2:1

c.
Pada penelitian tentang hubungan antara
merokok dengan hipertensi dengan total sampel 110 orang laki-laki, didapatkan
35 orang menderita Coronary Heart Disease (CHD) disertai dengan kebiasaan
merokok, 25 orang menderita CHD tanpa disertai dengan kebiasaan merokok,
sedangkan sisanya 20 orang non-CHD dengan kebiasaan merokok dan 30 orang non
CHD tanpa kebiasaan merokok. Hitunglah apakah terdapat perbedaan antara merokok
dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD!
Jawaban :
MEROKOK
|
HIPERTENSI
|
TOTAL
|
|
CHD
|
NON
CHD
|
||
POSITIF
|
35
|
20
|
55
|
NEGATIF
|
25
|
30
|
55
|
TOTAL
|
60
|
50
|
110
|
Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna
antara merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian
CHD
H1: ada perbedaan yang bermakna antara
merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD
α = 5 %
=0,05
df = (k-1) (b-1) = (2-1) (2-1)= 1
X2 tabel adalah 3,841
Kriteria
pengujian hipotesis: X2 tabel < X2
hitung, maka Ho ditolak (H1 diterima).
X2 tabel > X2
hitung, maka Ho diterima (H1 ditolak).
Penghitungan :
n (ad-bc)2
X2 =
--------------------
(a+b)(c+d)(a+c)(b+c)
110 ((35 x30)-(25x20)) 2
X2 =
----------------------
= 3,7
55 x 55 x 60 x50
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
diketahui bahwa X2 tabel > X2 hitung, maka
Ho diterima (H1 ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang bermakna antara merokok dengan tidak merokok terhadap kejadian CHD.
d.
Dari hasil pemeriksaan status gizi pada
800 anak sekolah dasar, terdapat 700 anak yang mempunyai status gizi baik
dengan tingkatan IQ <120 pada 210 anak, IQ =120 pada 340 anak, dan IQ>
120 pada 150 anak, sedangkan 100 anak mempunyai status gizi kurang dengan tingkatan
IQ=120 pada 35 anak dan IQ>120 pada 15 anak. Buktikan apakah terdapat
hubungan antara status gizi anak dengan tingkat IQ anak! (Gunakan α
= 10%)
JAWABAN:
Status
Gizi Anak
|
Tingkat
IQ Anak
|
Total
|
||
<120
|
120
|
>120
|
||
Baik
|
210
|
340
|
150
|
700
|
Kurang
|
50
|
35
|
15
|
100
|
Total
|
260
|
375
|
165
|
800
|
Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna
antara status gizi anak terhadap tingkat IQ.
H1: ada perbedaan yang bermakna antara
status gizi anak terhadap tingkat IQ
α = 10 % = 0,10
df = (k-1) (b-1) = (3-1) (2-1)= 2
X2 tabel adalah 4,605
Kriteria pengujian hipotesis: X2
tabel < X2 hitung, maka Ho ditolak (H1
diterima).
X2
tabel > X2 hitung, maka Ho diterima (H1
ditolak).
Penghitungan
Frekuensi
harapan ( e) = (total baris x total kolom )/grand total
260 x
700
375 x 700
165 x 700
e1=
----------- = 227,5 e2 =
---------- = 328,1 e3
= -------- =144,4
800
800
800
260 x
100
375 x 100
165 x 100
e4
= ----------- = 32,5 e5
= ------------ = 46,9
e6 =
-------- =20,6
800
800
800
Status Gizi Anak
|
Tingkat IQ Anak
|
Total
|
||
<120
|
120
|
>120
|
||
Baik
|
210 (227,5)
|
340 (328,1)
|
150 (144,4)
|
700
|
Kurang
|
50 (32,5)
|
35 (46,9)
|
15 (20,6)
|
100
|
Total
|
260
|
375
|
165
|
800
|
(o-e) 2
X2 = ----------
e
(210- 227,5) 2
X2 1
= ------------- =
1,35
227,5
(340-328,1) 2
X2 2 =
------------ = 0,072
328,1
(150-144,4) 2
X2 3
= ----------- =
0,077
144,4
(50-32,5) 2
X2 4
= ---------- =
1,07
32,5
(35-46,9) 2
X2 5
= ----------- =
0,51
46,9
(15-20,6) 2
X2 6
= ---------- =
0,54
20,6
∑ X2 = X2 1
+ X2 2 + X2 3 + X2 4
+ X2 5 + X2 6 = 1,35 +
0,072 + 0,077 + 1,07 + 0,51+ 0,54
∑ X2 = 3,62
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
diketahui bahwa X2 tabel > X2 hitung, maka
Ho diterima (H1 ditolak), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang bermakna antara tingkat status gizi anak terhadap tingkatan IQ yang
ada.
e. Seorang dokter ingin
menelitih hubungan antara hipertensi dengan kebiasaan merokok , diperoleh data
dari 180 sebagai berikut :
Kategori sample
|
Bukan perokok
|
Pokok sedang
|
Perokok berat
|
Hipertensi
|
21
|
36
|
30
|
Tidak hipertensi
|
48
|
26
|
19
|
Judul: hubungan antara
hipertensi dengan kebisaan perokok
Kebiasaan merokok tidak mempengaruhi adanya
hipertensi
Kebiasaan merokok mempengaruhi adanya
hipertensi
Skor data nominal :
Hipertensi = 1 , tidak hipertensi = 2 , bukan perokok=1 , perokok
sedang = 2 , perokok berat = 3
|
Valid
N persen
|
Missing
N persen
|
Total
N
persen
|
Penyakit hipertensi
|
180 100%
|
0 ,0 %
|
180
100,0%
|
Kebiasaan perokok
|
|
|
|
|
Hipertensi
Tidak hipertensi
|
Kebiasaan
perokok
Bukan
perokok perokok total
Perokok sedang berat
21
36 30 80
33,4
30,0 23,7 87,0
48 26 19 93
35,7 32,0 25,3 93,0
69 62 49 180
69,0 62,0 49,0 180,0
|
|
Value
|
df
|
Asympc (2-sided)
|
Pearson
|
14,462
|
2
|
,001
|
|
14,763
|
2
|
,001
|
|
11,985
180
|
1
|
,001
|
Analisis
: hasil tes chi-kuadrat hitung = 14,462 nilai ni berada pada tingkat
signitifikasi 0.001karena nilai asym.sig (2-tailed) < tarafnya (a=0,05)
makan Ho ditolak . artinya kebiasaan merokokmempengaruhi adanya penyakit
hipertensi pada tingkat tarafnya 1 % . berdasarkan dari 87 orang yang terkena
hipertensi , 66b kasus dialami oleh perokok (75,86% ) dan hanya 21 kasus saja
yang dialami oleh perokok ( 24,14%) .
f.
Sebuah Perusahaan meminta anda untuk membuat analisa dan model
untuk peramalan penjualan produk, dimana variabelnya adalah jumlah biaya
pemasaran dan jumlah sales yang bekerja pada perusahaan tersebut. Data
perusahaan selama 2001 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagaimana
terlampir. Dengan menggunakan data
diatas anda diminta untuk membuat/menghitung :
Buatkanlah deskriptif data tersebut (average, varians,
std deviasi)
Penyelesaian
:
Tahun
|
Nilai
X1
|
(X1-X̅)
|
(X1-X̅)2
|
2001
|
2,5
|
-1,625
|
2.640625
|
2002
|
2,5
|
-1,625
|
2.640625
|
2003
|
2,75
|
-1,375
|
1.890625
|
2004
|
3
|
-1,125
|
1.265625
|
2005
|
3,5
|
-0,625
|
0.390625
|
2006
|
4,5
|
0,375
|
0.140625
|
2007
|
4
|
-0,125
|
0.015625
|
2008
|
5
|
0,875
|
0.765625
|
2009
|
5,25
|
1,125
|
1.265625
|
2010
|
5,25
|
1,125
|
1.265625
|
2011
|
5,5
|
1,375
|
1.890625
|
2012
|
5,75
|
1,625
|
2.640625
|
Ʃ
|
49,5
|
0
|
16.8125
|
Ø Average : X̅1 =
ƩX1 = 49,5 = 4,125
n 12
Ø Varian : S2 = Ʃ(X1-X̅)2 = 16,8125 =
1,401
n
12
Ø std deviasi : S =
S2 =
1,401 = 1,184


g.
Pegawai negeri golongan I, II, III,
dan IV akan memilih keputusan dalam membeli mobil, uji hipotesis tersebut pada α
= 5%
golongan
|
kijang
|
Sedan
|
Pick
up
|
jumlah
|
I
|
15
|
10
|
6
|
31
|
II
|
7
|
13
|
12
|
32
|
III
|
11
|
12
|
8
|
31
|
IV
|
3
|
8
|
5
|
16
|
jumlah
|
36
|
43
|
31
|
110
|
·
Ho : I = II = III ≠ VI
Ha : I ≠
II ≠ III ≠ VI
·
α = 5%
dk = (4-1) (3-1)
= 6
x² table =12,592


x² table = 12,592
X² hitung = 7,341

pernyataan bahwa
semua mobil memiliki kualitas yang sama adalah benar
3.
Run Test
a.
FE Unsri ingin
mengetahui kecendrungan mahasiswa mengambil matakuliah semester pendek pada
kelompok MKK atau MKB-PB dan apakah pilihan mahasiswa bersifat acak? Kemudian
di lakukan survei kepada sekelompok mahasiswa berbagai angkatan sebanyak 24
orang. Responden yang memilih MKK ditandai dengan R dan yang memilih MKB-PB
ditandai dengan C. Secara berurutan hasilnya adalah RRCRCRCCRRCC CRRCRCCRCCRR R=1 dan C=2
Judul : Kecenderungan Masyarakat Memilih Jenis mata kuliah
H0
: Jumlah mahasiswa yang matakuliah semester pendek pada kelompok MKK atau MKB-PB sama (P1=P2=0,5)
H1
: Jumlah masyarakat yang matakuliah semester pendek pada kelompok MKK atau MKB-PB berbeda (P1≠P2≠0,5)
Runs
Test
|
Pilihan mata kuliah semester pendek MKK atau MKB-PB
|
Test Value(a)
|
1,50
|
Cases < Test Value
|
12
|
Cases >= Test Value
|
12
|
Total Cases
|
24
|
Number of Runs
|
15
|
Z
|
,626
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
,531
|
a Mean
Descriptive Statistics
|
N
|
Min
|
Max
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
Pilihan
mata kuliah semester pendek MKK atau MKB-PB
|
24
|
1
|
2
|
1,50
|
,511
|
Valid
N (listwise)
|
24
|
|
|
|
|
Analisis : Oleh karena Aymp.Sig. > 0,05, maka Ho diterima, artinya pola data bersifat acak. Kesimpulannya mahasiswa mengambil mata kuliah
pada semester pendek bersifat acak atau bebas antara MKK dan MKB-PB dengan
peluang yang sama (masing – masing 50%).
b.
Diperusahaan
mebel, terdapat sekelompok karyawan yang sedang makan siang. Dari sekelompok
karyawan itu ada 24 orang diambil secara random, selanjutnya diwawancarai,
kapan akan mengambil cuti karyawan. Dalam pertanyaan itu disediakan dua
alternatif jawaban yaitu akan mengambil cuti sebelum lebran atau sesudah
lebaran. Responden yang memilih waktu cuti sebelum lebaran 16 dan yang memillih
waktu cuti sesudah lebaran 8. Secara berurutan hasilnya adalah RRRRCCCC RRRRRCC
RRRRRCCR R=1 dan C=2
Judul : Kecenderungan Masyarakat Memilih waktu cuti
H0 : Jumlah karyawan yang mengambil waktu
cuti sebelum lebaran (P1=P2=0,5)
H1 : Jumlah karyawan yang mengambil waktu
cuti sesudah lebaran (P1≠P2≠0,5)
Runs Test
|
Pilihan dalam memilih waktu
cuti sebelum lebaran dan sesudah lebaran
|
Test Value(a)
|
1,33
|
Cases < Test Value
|
16
|
Cases >= Test Value
|
8
|
Total Cases
|
24
|
Number of Runs
|
13
|
Z
|
,394
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
,694
|
a Mean
Descriptive
Statistics
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Pilihan dalam memilih waktu
cuti sebelum lebaran dan sesudah lebaran
|
24
|
1
|
2
|
1,33
|
,482
|
Valid N (listwise)
|
24
|
|
|
|
|
Analisis : Oleh karena Aymp.Sig. > 0,05, maka Ho diterima, artinya pola data bersifat acak.
Kesimpulannya karyawan dalam memilih waktu cuti adalah sama (masing – masing 50%).
c.
Suatu
penelitian tentang sanitasi rumah telah dilakukan.Diambil sebanyak 42
rumah.Masing-masing rumah diukur kelembaban udaranya didapatkan data urutan
sampel berdasarkan kelembaban pada tabel dibawah.Selidikilah dengan α
= 10 %, apakah sampel rumah tersebut random (acak) berdasarkan kelembabannya.
Nomor
|
Kelembaban
Rumah
|
Nomor
|
Kelembaban
Rumah
|
1
|
68
|
22
|
59
|
2
|
56
|
23
|
48
|
3
|
78
|
24
|
53
|
4
|
60
|
25
|
63
|
5
|
70
|
26
|
60
|
6
|
72
|
27
|
62
|
7
|
65
|
28
|
51
|
8
|
55
|
29
|
58
|
9
|
60
|
30
|
68
|
10
|
64
|
31
|
65
|
11
|
48
|
32
|
54
|
12
|
52
|
33
|
79
|
13
|
66
|
34
|
58
|
14
|
59
|
35
|
70
|
15
|
75
|
36
|
59
|
16
|
64
|
37
|
60
|
17
|
53
|
38
|
55
|
18
|
54
|
39
|
54
|
19
|
62
|
40
|
60
|
20
|
68
|
41
|
54
|
21
|
70
|
42
|
50
|
Jawab :
H0 : tidak
beda dengan random
H1 : ada
beda dengan random
α
: 10 %
Statistik Uji :
z = r - µr
σr
n ≤ 60 =
( - ), n > 60 = ( + )

n1 =
24
n2 =
18
r = 24
µr = 2n1n2
+ 1 = 2(24)(18) + 1 = 21,57
n1
+ n2
24 + 18
√ 2n1n2( 2n1n2
– n1 – n2)
σr
=
___________________
√ (n1 + n2)2(n1+
n2 -1)
= √2.24.18(2.24.18 – 24 –
18)
√(24 + 18)2 (24 + 18 – 1)
= 3,13
z = r - µr
σr
=
24 – 21,57 = 0,7763
3,13
Kriteria Uji :
Tolak H0 jika
-zα/2 > zhitung
> zα/2 , terima dalam hal
lainya.
(Gunakan Tabel 1), atau jika p ≤ α/2
maka H0 ditolak, terima dalam hal lainnya.
Dengan α = 0,1 ,uji dua sisi α/2 = 0,05 maka diperoleh zα/2 = 1,65
Dengan α = 0,1 ,uji dua sisi α/2 = 0,05 maka diperoleh zα/2 = 1,65
Karena | 0,7763 |
< 1,65 sehingga H0 diterima, Berarti sampel rumah tersebut random
(acak) berdasarkan kelembabannya.
d.
Sepuluh
anak laki – laki berusia empat tahun dan sepuluh anak perempuan berusia empat
tahun diobservasi pada waktu bermain selama 15 menit dan setiap permainan
masing – masing anak diberi skor untuk kejadian.
Data
skor agresi anak laki – laki dan perempuan
Ujilah dengan uji Run
Wald-Wolfowitz dengan Ho : Tingkat agresi anak laki – laki sama dengan tingkat
agresi anak perempuan! α =5%!
Tabel
1
Jawaban
·
Hipotesis :
Ho
: Tingkat agresi anak laki – laki sama dengan tingkat agresi anak perempuan
H1
: Tingkat agresi anak laki – laki tidak sama dengan tingkat agresi anak
perempuan
·
Taraf Signifikansi : α
=5%
·
Statistik Uji : Tes Run Wald
Wolfowitz kasus sampel kecil
Jenis kelamin
|
Skor Agresi
|
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
L
L
L
L
L
L
L
L
L
|
7
9
16
16
22
26
36
40
45
55
58
65
65
69
72
86
104
113
118
141
|
Didapat r = 4
Pada n1 = 10 dan n2
= 10 dari table F1 didapat nilai r = 6
·
Daerah Kritis dan Penerimaan :
rob ≤ rα (n1, n2)
Tolak Ho
rob > rα (n1, n2)
Tidak Tolak Ho
·
Keputusan : r = 4 < r-tabel =
6 maka Ho ditolak pada α =5%
·
Kesimpulan : Jadi, tingkat agresi
anak laki – laki tidak sama dengan tingkat agresi anak perempuan.
0 komentar:
Posting Komentar